Kamis, 16 April 2020

KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA


Komunikasi di Tempat Kerja

Pengertian komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication dan secara etimologis dari bahasa Latin communicatus yang berarti penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dan  pengertian komunikasi di tempat kerja adalah proses penyampaian informasi, instruksi atau perintah mengenai pekerjaan atau tugas.

Tujuan komunikasi adalah
1.        Mengkomunikasikan komunikator dipahami. Tujuan dari komunikasi pertama adalah untuk memastikan bahwa informasi atau pesan dari komunikator dapat dipahami oleh orang lain (komunikator). Karena itu, komunikator harus menyampaikan pesan utama sejelas mungkin kepada komunikator.
2.        Untuk saling mengenal. Dengan interaksi dan komunikasi, setiap orang dapat saling mengenali dan memahami. Kemampuan untuk mendengar / membaca / menafsirkan pesan orang lain adalah penting dalam kegiatan komunikasi.
3.        Agar pendapat diterima oleh orang lain. Komunikasi persuasif sering dilakukan untuk menyampaikan ide seseorang kepada orang lain. Tujuannya agar gagasan dan gagasan diterima.
4.        Menggerakkan Orang Lain. Komunikasi persuasif dapat menciptakan persepsi umum dengan orang lain. Selain itu, persepsi umum ini digunakan untuk menggerakkan orang lain sesuai dengan keinginan kita.

Fungsi komunikasi
1.        Menyampaikan pikiran atau perasaan
2.        Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan
3.        Mengajarkan atau memberitahukan sesuatu
4.        Mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan
5.        Mengenal diri sendiri
6.        Memperoleh hiburan atau menghibur orang lain.
7.        Mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang
8.        Mengisi waktu luang
9.        Menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan
10.    Membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan

Unsur-unsur komunikasi
1.      Source atau sumber yaitu sebutan untuk pencipta pesan atau asal mula pesan terbentuk
2.      Sender/ komunikator atau pengirim yaitu pengirim pesan
3.      Receiver / komunikan atau penerima yaitu penerima pesan
4.      Message atau pesan yaitu rangsangan atau stimulant yang dikirim pengirim kepada penerima berupa symbol verbal maupun non verbal.
5.      Channel atau saluran yaitu media yang digunakan agar pesan dari sender dapat diterima oleh penerima.
6.      Feed back atau umpan balik. Yaitu tanggapan yang diberikan oleh penerima terhapat pesan yang dikirim oleh pengirim pesan
7.      Effect atau dampak yaitu hal yang terjadi setelah proses komunikasi berakhir.
8.      Noise atau gangguan yaitu hambatan/gangguan yang dapat terjadi selama proses komunikasi.

Proses komunikasi antara lain :
1.        Pengintepretasian awal yaitu motif yang mendasari komunikator mengirim pesan kepada komunikan.
2.        Penyandian yaitu tahap pengubahan pesan abstrak menjadi konkret
3.        Pengirim yaitu tindakan mengirim lambang komunikasi menggunakan media/ secara langsung.
4.        Perjalanan yaitu jeda sejak pesan dikirim sampai diterima
5.        Penerimaan yaitu diterimanya lambang komunikasi kepada komunikan
6.        Penyandian balik yaitu penguraian lambang komunikasi yang diterima komunikan
7.        Pengintepretasian akhir yaitu proses pemberian umpan balik dari penerima pesan.

Jenis-jenis komunikasi
1. Komunikasi Menurut Cara Penyampaian
Pada dasarnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lainnya karena manusia selain mahluk individu juga sekaligus mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang dapat secara trampil berkomunikasi, oleh karena itu perlu dikenali berbagai cara penyampaian informasi.
Kiranya tidak terlalu sulit untuk mengenali cara-cara penyampaian informasi dalam komunikasi, karena pada dasarnya kita telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Lisan
·       Komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang, wawancara maupun rapat dan sebagainya.
·       Komunikasi yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi lewat telepon dan sebagainya.
 mau download bung..??? klik aja disini.. download.  
tapi harus dipahami ya..
b. Komunikasi Tertulis
Komunikasi Tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud-maksud tertentu.
Contoh-contoh komunikasi tertulis ini antara lain:
Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek.
Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
Gambar dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang.
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
2. Komunikasi Menurut Kelangsungannya
Di dalam proses komunikasi dapat kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut sebagai berikut :
l. Komunikasi Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.
3. Komunikasi Menurut Perilaku
Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a.       Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan sebagainya.
b.      Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.
c.       Komunikasi Nonformal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
4. Komunikasi Menurut Maksud Komunikasi
Bila diperhatikan dengan seksama, maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak ditentukan oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:
Pidato
Ceramah
Memberi prasaran
Wawancara
Memberi perintah atau tugas
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian pula kemafipuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses komunikasinya.
5. Komunikasi Menurut Ruang Lingkup
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi ini. Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai berikut:
l. Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi Internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
ü  Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, petunjuk dan sebagainya.
ü  Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi/ kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
ü  Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor diantara orang – orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya
Konperensi pers( press release )
Siaran televisi, radio, dan sebagainya
Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya
Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapat pengertian,kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan masyarakat.
6. Komunikasi Menurut Aliran Informasi
Informasi merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi. Komunikasi menurut aliran informasi dapat dibedakan sebagai berikut :
a.       Komunikasi satu arah ( simplex ). Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication ). Pada umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi karena sistem yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau untuk menjaga kewibawaan pimpinan.
b.      Komunikasi dua arah ( duplex ). Komunikasi yang bersifat timbal balik ( two ways communication ). Dalam hal ini komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada komunikatornya. Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman.
c.       Komunikasi ke atas. Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.
d.      Komunikasi ke bawah. Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
e.       Komunikasi ke samping. Komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.
7. Komunikasi Menurut Jaringan Kerja
Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan terlaksana menurut sistem yang ditetapkannya dalam jaringan kerja. Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :
·         Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
·         Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran. Saluran komunikasi lebih singkat dan merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
·         Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi ini terjadi melalui satu’sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.
8. Komunikasi Menurut Peranan Individu
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak-pihak lain baik secara kelompok maupun secara individual. Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
·         Komunikasi antar individu dengan individu yang lain.
Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas individu yang bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku individu yang lain.
·         Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
·         Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih.
Dalam komunikasi ini individu berperanan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
9. Komunikasi Menurut Jumlah Yang Berkomunikasi
Komunikasi selalu terjadi diantara sesama manusia baik itu perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu jumlah yang berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri, disamping sifat clan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat dibedakan sebagai berikut :
Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini merupakan komunikasi dengan diri-sendiri baik disadari atau tidak, misalnya berpikir.
Komunikasi Perseorangan (Interpersonal/antarpribadi)
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga. Dalam komunikasi ini dapat dilaksanakan secara langsung maupun lewat telepon namun tetap terjadi secara perseorangan.
10. Dari Segi Kemasan Pesan
komunikasi dapt dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan nonverbal (diwakili bahasa isyarat).Komunikasi verbal : diwakili dalam penyebutan kata-kata,yang pengukapannya dapat dengan lisan atau tertulis.Komunikasi non verbal : terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah,gerakan tangan,mata dan bagian tubuh lainnya.
Bentuk komunikasi kantor antara lain :
1.    Komunikasi Internal
Komunikasi internal dapat didefinisikan oleh. Brennan (dalam Effendy)   (2003) sebagai :
Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen)” (Brennan dalam Effendy, 2003;122).
Untuk memperoleh kejelasan, komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua dimensi dan dua jenis, yaitu : komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
a)      Komunikasi vertikal
Komunikasi  vertikal, dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah (downward communications). Mereka yang berotoritas lebih rendah ke jabatan berotoritas lebih tinggi (upward communications), adalah komunikasi dari pimpinan kebawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal-balik (two-way traffic communications). Alam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Dalam pada itu, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran dan sebagainya kepada pimpinan.
Komunikasi dua arah secara timbal-balik tersebut dalam organisasi sangat penting sekali. Karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, maka roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan, atau saran para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komunikasi vertikal dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan seluruh karyawan, bisa juga bertahap melalui eselon-eselon yang banyak bergantung pada besar dan kecilnya perusahaan. Akan tetapi, komunikasi vertikal yang lancar, terbuka, dan saling mengisi merupakan pencerminan sikap kepemimpinan yang demokratis, yakni jenis kepemimpinan yang paling baik diantara jenis-jenis kepemimpinan lainnya.
b)      Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar. Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum mencakup semua jenis kontak antarpersona. Bahkan komunikasi horizontal tertulis cenderung menjadi lebih lazim.
Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telepon, memo dan catatan, kegiatan sosial dan lingkaran kualitas. Lingkaran kualitas adalah sebuah kelompok pekerja sukarela yang berbagi wilayah taggung jawab. Dalam komunikasi seperti ini desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar, biasanya yang menjadi perbincangan adalah masalah-masalah pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan.
2.      Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada instansi-instansi pemerintah seperti departemen, direktorat, jawatan dan pada perusahaan-perusahaan besar, disebabkan oleh luasnya ruang lingkup, komunikasi lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat daripada oleh pimpinan sendiri.Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada organisasi.
a)            Komunikasi  dari organisasi kepada khalayak
         Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin.
b)            Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial, maka ini disebut opini publik.
Ada beberapa syarat-syarat komunikasi efektif dan bisa diterima oleh karyawan sebagai berikut :
a.       Pesan dapat dimengerti
b.      Pada saat keputusan diambil, karyawan percaya bahwa komunikasi yang dilancarkan cocok dengan tujuan organisasi
c.       Komunikasi cocok dengan kepentingan pribadi karyawan
d.      Secara mental dan fisik, karyawan mampu melaksanakannya
e.       Sistem dan proses komunikasi organisasi seperti diuraikan diatas berlaku untuk jenis organisasi ke karyawan apapun : perusahaan, jawatan, badan, lembaga, dan lain-lain.

Etika menerima tamu dikantor
1.      Bersikap ramah, berikan salam dan menyapanya
2.      Mintalah tamu mengisi buku tamu pada resepsionis
3.      Jika tamu masuk hendaknya berdiri, tersenyum dan bersalaman
4.      Tanyakan maksud kedatangannya dan berikan informasi yang sejelas-jelasnya.
5.      Apabila sudah ada janji bertemu, tepati waktu apabila bertugas di luar kantor harus memberitahukan dan minta maaf karena datang terlambat.
6.      Bila pejabat yang diinginkan tamu tidak ada ditempat usahakan tamu meninggalkan pesan dan catat segera dan beritahukan segera jika pejabat yang dituju datang
7.      Bila tamu harus menunggu usahakan agar tamu menunggu dengan suasana menyenangkan dengan memberinya bacaan

Penanganan ruangan tamu
1.      Ruangan harus nyaman, bersih dan rapi.
2.      Lengkapi ruangan tamu dengan perlengkapan seperti buku tamu, kartu pengenal tamu, majalah/koran, brosur/katalog perusahaan, tempat sampah/asbak.
3.      Tunjukanlah sikap untuk selalu siap menerima memberikan bantuan dan bersahabat.

Tata cara mengantar dan melayani tamu:
1.      Jangan membeda-bedakan tamu, dari jabatan atau penampilan. Misalnya melihat penampilan fisik tamu dari atas sampai bawah.
2.      Bagian penerima tamu adalah wajah perusahaan, sambutlah tamu dengan senyum dan sikap yang ramah.
3.      Apabila tamua datang segera sambut, jangan sekedar menengok kesamping atau bersikap acuh tak acuh, sambil melakukan pekerjaan.
4.      ketika mengantar tamu tunjukan kearah yang dituju dan dengan telapak tangan kearah atas dan jari rapat, menujuk arah dengan telujuk adalah sifat yang tidak sopa
5.      Ketika menggatar tamu ketempat tujuan berjalan agak kedepan dengan posisi sedikit miring sambil sesekali menengok kebelakang untuk memperhatikan jalan tamu.
6.      Membukakan pintu untuk tamu kalau pintu bergerak kearah dalam, anda masuk dulu,dorong (buka pintunya) dan persilahkan tamu untuk masuk, dan bila daun pintu bergerak keluar buka pintu lebar-lebar dan persilahkan tamu untk masuk terlebih dahulu.
7.      Tamu yang diterima biasanya dipersilahkan untuk masuk dan menunggu diruangan tamu yang sudah disediakan oleh kantor.

Hal yang harus dihindari jika menerima tamu kantor.
1.      Hindari sendau gurau dan berbisik
2.      Jangan duduk jika tamu datang
3.      Jangan berhias diri saat menerima tamu
4.      Jangan makan saat menerima tamu
5.      Kurang sabar saat menghadapi tamu
6.      Tidak memberikan keterangan yang lengkap

Penanganan telepon kantor :
A.         Etika  Bertelepon
Yang harus diperhatikan secara umum:
1.    Mengangkat dengan segera bila telepon berdering
2.    Memperkenalkan terlebih dahulu bila menerima atau menghubungi seseorang melalui telepon
3.    Menggunakan bahasa yang formal, baik, sopan dan tepat
4.    Menyapa penelepon dengan sebutan Ibu atau Bapak
5.    Berbicara dengan jelas, ramah dan menyenangkan
6.    Bertanya dengan bijaksana
7.    Mencatat pesan atau pembicaraan
8.    Mengucapkan terima kasih dan salam pada bagian akhir pembicaraan
9.    Meletakan gagang telepon dengan pelan
Yang harus diperhatikan secara khusus:
1.    Menggunakan bahasa resmi, terutama kepada yang belum akrab atau belum mengetahui identitas orang yang berbicara di telepon
2.    Tidak berbicara dengan orang lain ketika sedang berbicara di telepon
3.    Tidak berbicara sambil makan
4.    Berbicara tidak terlalu banyak basa-basi
5.    Tidak berbicara dengan nada kasar
6.    Janganlah berbicara dengan nada memerintah
7.    Jangan biarkan penelepon menunggu terlalu lama
8.    Tidak mentransfer berkali-kali, apalagi ditransfer ke alamat yang keliru
9.    Nada dan intonasi tidak terkesan malas atau tidak ramah
10.  Sampaikanlah pesan kepada orang yang dituju penelepon
B.         Cara Menangani Telepon
1.         Respon untuk panggilan telepon atau menerima telepon (incoming calls)
a.         Hal umum dalam menerima telepon
1)   Angkat sesegera mungkin
2)   Telepon yang berasal dari saluran langsung, tidak melalui operator, berbeda penanganannya dengan telepon yang berasal dari saluran tak langsung
3)   Gunakan bahasa resmi
4)   Apabila orang yang dikehendaki si penelepon berada di tempat, secepatnya dihubungkan kepada yang dituju
5)   Apabila telepon salah sambung, jelaskan dengan ramah
6)   Bila penelepon akan menghubungi pimpinan, maka ada hal yang harus diperhatikan. Tanyakan dulu identitas penelepon
7)   Bersikap sopan, ramah, hangat dan akrab
b.    Hal khusus dalam menerima telepon
1)   Angkat gagang telepon dengan tangan kiri
2)   Menyampaikan salam
3)   Menyebutkan identitas diri, kantor atau perusahaan
4)   Mencatat hal-hal yang penting dalam lembar pesan telepon
5)   Bila penelepon kurang jelas, jangan menyebut kata-kata yang kurang sopan
6)   Jika penelepon belum memberitahukan identitasnya, mintalah agar penelepon menyebutkan identitasnya
7)   Usahakanlah menerima telepon dengan semangat
8)   Jika penelepon tidak ramah, tanganilah dengan cara profesional
9)   Mendengarkan dengan seksama apa yang diinginkan penelepon
10) Menjawab setiap pertanyaan dengan jelas
11) Menyebut nama penelepon dengan tepat
c.          Sikap dan pelayanan khusus dalam menerima telepon (7C)
1)   Caring
Memerhatikan, mendengarkan, dan mencatat masalah konsumen atau penelepon
2)   Commited
Merasa terikat dengan organisasi, tidak melemparkan permasalahan kepada orang lain dengan alasan bukan tugas atau urusan atau masalah pribadi
3)   Confident
Penuh keyakinan dalam mengatasi masalah. Penerima telepon tidak boleh merendahkan diri sendiri
4)   Considerate
Bersahabat, menolong, dan mengerti emosi penelepon
5)   Controlled
Tidak terbawa emosi pada saat penelepon mengungkapkan kekecewaan (marah). Tetap bersikap untuk selalu membantu dalam mengatasi masalah penelepon.
6)   Creative
Mampu menemukan cara-cara yang baik dalam menerima telepon
7)   Contagious
Bersikap gembira, antusias, sejuk dan damai kepada penelepon.